Jarum Tulang Belakang dan Jarum Epidural

Spesifikasi:

UKURAN: Jarum Epidural 16G, 18G, Jarum Spinal: 20G, 22G, 25G
Petunjuk penggunaan jarum epidural sekali pakai dan jarum spinal, tujuannya:


Detail Produk

Label Produk

Jarum epidural sekali pakai

1. Persiapan:
- Pastikan kemasan jarum pungsi lumbal sekali pakai masih utuh dan steril.
- Bersihkan dan disinfeksi area punggung bawah pasien di mana pungsi lumbal akan dilakukan.

2. Penempatan:
- Posisikan pasien pada posisi yang sesuai, biasanya berbaring miring dengan lutut ditarik ke arah dada.
- Identifikasi ruang intervertebralis yang tepat untuk pungsi lumbal, biasanya antara vertebra L3-L4 atau L4-L5.

3. Anestesi:
- Berikan anestesi lokal pada area punggung bawah pasien menggunakan spuit dan jarum.
- Tusukkan jarum ke dalam jaringan subkutan dan suntikkan perlahan larutan anestesi untuk mematikan rasa di area tersebut.

4. Pungsi Lumbal:
- Setelah anestesi mulai bekerja, pegang jarum pungsi lumbal sekali pakai dengan erat.
- Masukkan jarum ke ruang intervertebralis yang telah diidentifikasi, arahkan ke arah garis tengah.
- Majukan jarum secara perlahan dan mantap hingga mencapai kedalaman yang diinginkan, biasanya sekitar 3-4 cm.
- Amati aliran cairan serebrospinal (CSF) dan kumpulkan jumlah CSF yang diperlukan untuk analisis.
- Setelah mengumpulkan CSF, tarik jarum secara perlahan dan berikan tekanan pada lokasi tusukan untuk mencegah pendarahan.

4. Jarum Tulang Belakang:
- Setelah anestesi mulai bekerja, pegang jarum tulang belakang sekali pakai dengan erat.
- Masukkan jarum ke ruang intervertebralis yang diinginkan, arahkan ke garis tengah.
- Majukan jarum secara perlahan dan mantap hingga mencapai kedalaman yang diinginkan, biasanya sekitar 3-4 cm.
- Amati aliran cairan serebrospinal (CSF) dan kumpulkan jumlah CSF yang diperlukan untuk analisis.
- Setelah mengumpulkan CSF, tarik jarum secara perlahan dan berikan tekanan pada lokasi tusukan untuk mencegah pendarahan.

Tujuan:
Jarum epidural sekali pakai dan jarum spinal digunakan untuk prosedur diagnostik dan terapeutik yang melibatkan pengambilan cairan serebrospinal (CSF). Prosedur ini umumnya dilakukan untuk mendiagnosis kondisi seperti meningitis, perdarahan subaraknoid, dan gangguan neurologis tertentu. CSF yang diambil dapat dianalisis untuk berbagai parameter, termasuk jumlah sel, kadar protein, kadar glukosa, dan keberadaan agen infeksi.

Catatan: Sangat penting untuk mengikuti teknik aseptik yang tepat dan membuang jarum bekas dalam wadah tajam yang telah ditentukan sesuai dengan pedoman pembuangan limbah medis.


  • Sebelumnya:
  • Berikutnya: